Jumat, 26 Februari 2016

Pembiakan Bakteri EM4

Pembiakan Bakteri
Untuk menghemat biaya, bibit bakteri EM4 yang dibeli di toko atau koperasi Saprotan dapat dikembangbiakkan sendiri, sehingga kebutuhan pupuk organik untuk luas lahan yang ada dapat dipenuhi. Adapun prosedur pembiakan bakteri EM4 adalah sebagai berikut:
Bahan dan Komposisi:
·         1 liter bakteri
·         3 kg bekatul (minimal)
·         ¼ kg gula merah/gula pasir/tetes tebu (pilih salah satu)
·         ¼ kg terasi
·         5 liter air
Alat dan Sarana:
·         Ember
·         Pengaduk
·         Panci pemasak air
·         Botol penyimpan
·         Saringan (dari kain atau kawat kasa)
Cara Pembiakan:
Panaskan 5 liter air sampai mendidih. Masukkan terasi, bekatul dan tetes tebu/gula (jika memakai gula merah harus dihancurkan dulu), lalu aduk hingga rata. Setelah campuran rata, dinginkan sampai betul-betul dingin! (karena kalau tidak betul-betul dingin, adonan justru dapat membunuh bakteri yang akan dibiakkan). Masukkan bakteri dan aduk sampai rata. Kemudian ditutup rapat selama 2 hari. Pada hari ketiga dan selanjutnya tutup jangan terlalu rapat dan diaduk setiap hari kurang lebih 10 menit. Setelah 3-4 hari bakteri sudah dapat diambil dengan disaring, kemudian disimpan dalam botol yang terbuka atau ditutup jangan terlalu rapat (agar bakteri tetap mendapatkan oksigend ari udara).
Selanjutnya, botol-botol bakteri tersebut siap digunakan untuk membuat kompos, pupuk cair maupun pupuk hijau dengan komposisi campuran seperti yang akan diuraikan dibawah ini.

Catatan: Ampas hasil saringan dapat untuk membiakkan lagi dengan menyiapkan air kurang lebih 1 liter dan menambahkan air matang dingin dan gula saja.

Casim Dan Kangkung

PEMANFAATAN PEKARANGAN DENGAN
 CAISIM DAN KANGKUNG DARAT

 PENDAHULUAN
            Manfaat rumah dan pekarangan memegang peranan penting dilihat dari berbagai sudut pandang, baik dari susut pandang sosial maupun ekonomi.
  • Sudut Pandang Sosial :
Rumah dapat dimanfaaatkan sebagai tempat bersosialisasainya sekelompok orang untuk berdiskusi, tempat arisan maupun tempat mengajarkan aneka pengetahuan.
  • Sudut Pandang Ekonomi :
Pekarangan kalau dimanfaatkan secara intensif dapat meningkatkan atau menambah pendapatan rumah tangga.
PERSIAPAN LAHAN
            Tanah dicangkul dan dibuat bedengan dengan lebar 100 – 120 cm tinggi 30 – 40 cm serta jarak antar bedengan 30-40 cm, panjang bedengan disesuaikan dengan kondisi pekarangan atau lahan yang tersedia. Tanah dicampur dengan pupuk kandang dengan dosis 20-30 ton/ha (2 kg/m2 ) sebagai pupuk dasar. Diupayakan lahan lembab dan tidak becek.
PENANAMAN
            Penanaman bisa lansung ditanam atau disemaikan untuk sawi terlebih dahulu disemaikan sedangkan kangkung darat bisa langsung ditanam persemaian dengan media semai pupuk kandang (2-3 Kg per meter persegi) dicampur dengan tanah.pilihlah bibit yang sehat Jarak tanam untuk cesim 15 cm x 15 cm sedangkan untuk kangkung darat 15 cm. Cara tanam dengan cara ditugal dan disi dengan benih cesim maupun kangkung darat dan ditutup dengan tanah.
PEMUPUKAN
            Pemberian pupuk diberikan pada saat pengolahan tanah terakhir dengan cara dicampur dengan tanah.unsur yang diperlukan tanaman N(nitrogen) P(Phospor) sedangkan K(kalium) tidak diperlukan karena unsur Kalium diperlukan untuk tanaman yang diambil buahnya sedangkan sawi+cesim diambil daun+batangnya N(nitrogen) untuk pertumbuhan(seperti tinggi,cabang dll) P(phospor) untuk pertumbuhan akar&meningkatkan daya tahan terhadap penyakit. Cth pupuk urea atau NPK diberikan dengan dosis ±3-15gram per tanaman dengan selang waktu 12-15 hari sekali.
PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT
            Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan mempertimbangkan batas ambang ekonomi, yang perlu ditegaskan jang melakulkan penggunaan pestisida 2-3 minggu sebelum panen.
PANEN

            Pemanenan dapat dilakukan mulai umur 30-40 hari dengan cara dicabut maupun dipotong. Kangkung darat dapat dilakukan panen sampai 2 kali dengan cara dipotong setelah itu dikasih pupuk disekitar pangkal batang.

Pestisida Nabati Untuk Wereng Coklat


Pestisida Nabati
Wereng Coklat
Ramuan Pertama
*             Bahan :
a.  1 Genggam jeringau
b.  1. Genggam Daun Sirsak
c.  20 siung Bawang putih
d. 20 Gram Sabun Colek
e.  20 liter air
*             Cara Pembuatan
1. Semua Bahan Ditumbuk halus
2. Campur dengan air masukan jerigen
3. Biarkan 2 hari dan siap digunakan dengan disaring terlebih dahulu
Ramuan Kedua
*             Bahan :
a.  Kecubung 2 butir
b.  Jenu ( akar tuba ) 1 Kg
*             Cara Pembuatan
1. Semua Bahan Ditumbuk halus
2. Campur dengan air Kemudian dikukus (Panci Kecil )
3. Siap digunakan ( saring terlebih dahulu )

ΓΌ   Catatan :
v Pestisida Nabati diaplikasikan ketika wereng dibawah ambang ekonomi (ambang ekonomi per rumpun : 15 ekor)
v Bila Melebihi 15 ekor per rumpun gunakan pestisida kimia dengan bijak dan ingat 3 T : tepat dosis, tepat waktu dan tepat formula
v Beri pupuk K untuk mengurangi kerusakan. 

Rabu, 17 Februari 2016

Cara Pengendalian Keong Mas

Cara pengendalian
 “ Keong Emas



Cara pengendalian
• Secara fisik, gunakan saringan berukuran 5 mm
mesh yang dipasang pada tempat air masuk di
pematang untuk meminimalkan masuknya keong
mas ke sawah dan memudahkan pemungutan
dengan tangan.
• Secara mekanis, pungut keong dan hancurkan.
Telur keong mas dihancurkan dengan kayu/
bambu.
• Bila di suatu lokasi sudah diketahui bahwa keong
mas adalah hama utama, sebaiknya tanam bibit
yang tua dan tanam lebih dari satu bibit per
rumpun; buat caren di dalam dan di sekeliling
petakan sawah.
• Bila diperlukan gunakan pestisida yang berbahan
aktif niclos amida dan pestisida botani seperti
lerak, deris, dan saponin.
Aplikasi pestisida dilakukan di sawah yang
tergenang, di caren, atau di cekungan-cekungan
yang ada airnya tempat keong mas berkumpul.






TABULAPOT

AGAR TABULAMPOT BERBUAH PRIMA



TABULAMPOT buah terlihat cantik jika buah selalu hadir. Kondisi tanaman harus prima agar dapat berbuah maksimal. Berikut perawatan tabulampot:
1.       Campurkan bahan-bahan media berupa tanah, pupuk kandang, dan sekam secara merata. Media harus ringan dan bebas hama penyakit.
2.       Pupuk tanaman 3 bulan sekali dengan NPK 15-15-15 sebanyak 20-40 gram/pot. Pupuk ditaburkan merata di sekeliling media. Semprotkan pula pupuk daun 2 minggu sekali untuk membantu pertumbuhan. Pada fase vegetative gunakan pupuk daun berkadar N tinggi. Memasuki fase generative, berikan pupuk berkadar P dan K tinggi.
3.       Pangkas tanaman secara rutin dengan membuang ranting atau pucuk sakit, kurus, tidak produktif, atau terlalu panjang. Ranting bekas buah dan cabang liar yang saling bertabrakan atau salah arah juga dipangkas agar muncul tunas-tunas baru produktif pada periode berikutnya.
4.       Semprotkan pestisida 2 minggu sekali bersamaan dengan penyemprotan pupuk daun. Pada musim kemarau tanaman disemprot insektisida untuk menghalau kutu putih, penggerek daun dan penggerek batang. Pada musim hujan giliran fungisida, sebab saat itu tingkat serangan cendawan cukup tinggi.

5.       Periksa kondisi media setiap 6 bulan. Bila terlalu padat harus digemburkan kembali. Kalau perlu media diganti bila kondisinya sudah mengeras.

PGPR


PGPR



PGPR adalah plant growth promoting rhizobacteria :
*        Sejenis bakteriyang hidup di sekitar perakaran tanaman.
*        Bakteri tsb hidupnya berkoloni menyelimuti akar
*        Bagi tanaman sangat menguntungkan dalam proses fisiologi.
Fungsi PGPR bagi tanaman :
Ø  Mampu memacu pertumbuhan dan fisiogi akar serta mampu mengurangi kerusakan oleh serangga dan penyakit
Ø  Meningkatkan ketersediaan nutrisi lain seperti tembaga, phospat, besi dan belerang.
Ø 
Memproduksi hormon tanaman, menambah bakteri dan cendawan yang menguntungkan buat tanaman.

BAHAN PEMBUAT PGPR
ΓΌ  100 gram akar bambu
ΓΌ  200 gram terasi
ΓΌ  400 gram gula pasir
ΓΌ  1 Kg dedak halus
ΓΌ  10 liter air
ΓΌ 
Penyedap rasa secukupnya

CARA MEMBUAT PGPR
·           Rendam akar bambu dengan air matang 2- 4 hari.
·           Rebus bahan selain akar bambu sampai mendidih selama 20 menit
·           Setelah dingin masukan semua bahan ke dalam jerigen/wadah kemudian tutup rapat.
·           Buka dan kocok – kocok sehari sekali
·          
Setelah 15 hari PGPRsiap digunakan

CARA APLIKASI
o    Saring PGPR
o    Campur 1 liter air dengan 1 liter PGPR
o    Semprotkan PGPR pada lahan yang belum ditanami
o    Ulangi penyemprotan 20 hari sekali.


Pembuatan Pupuk Cair Organik

Pembuatan Pupuk Cair Organik
Bahan dan Alat:
·         1 liter bakteri
·         5 kg hijau-hijauan/daun-daun segar (bukan sisa dan jangan menggunakan daun dari pohon yang bergetah berbahaya seperti karet, pinus, damar, nimba, dan yang sulit lapuk seperti jato, bambu, dan lain-lainnya)
·         0,5 kg terasi dicairkan dengan air secukupnya
·         1 kg gula pasir/merah/tetes tebu (pilih salah satu) dan dicairkan dengan air
·         30 kg kotoran hewan
·         Air secukupnya
·         Ember/gentong/drum yang dapat ditutup rapat

Cara Pembuatan:
Kotoran hewan dan daun-daun hijau dimasukkan ke dalam ember. Cairan gula dan terasi dimasukkan ke dalam ember. Larutkan bakteri ke dalam air dan dimasukkan ke dalam drum, kemudian ditutup rapat. Setelah 8-10 hari, pembiakan bakteri sudah selesai dan drum sudah dapat dibuka.
 Saring dan masukkan ke dalam wadah yang bersih (botol) untuk disimpan/digunakan. Ampas sisa saringan masih mengandung bakteri, sisakan sekitar 1 sampai 2 liter, tambahkan air, terasi, dan gula dengan perbandingan yang sama. Setelah 8-10 hari kemudian bakteri sudah berkembang biak lagi dan siap digunakan. Demikian seterusnya.
Kegunaan:
Mempercepat pengomposan dari 3-4 bulan menjadi 30-40 hari. Dapat digunakan langsung sebagai pupuk semprot, apabila tanah sudah diberi kompos (subur), tetapi apabila tanah kurang subur/tandus, penggunaan langsung sebagai pupuk tidak dianjurkan.

Pupuk cair (larutan bakteri) ini tidak diperbolehkan untuk dicampur dengan bakteri lain, terutama bahan kimia atau bahan untuk pestisida lainnya seperti tembakau. 

Pupuk Hijau Organik

Pupuk Hijau Organik

Pupuk Hijau: adalah pupuk organik yang terbuat dari sisa tanaman atau sampah yang diproses dengan bantuan bakteri.
Bahan dan Komposisi:
·         200 kg hijau daun atau sampah dapur
·         10 kg dedak halus.
·         ¼ kg gula pasir/gula merah.
·         ¼ liter bakteri.
·         200 liter air atau secukupnya.
Cara Pembuatan:
Hijau daun atau sampah dapur dicacah dan dibasahi.

Campurkan dedak halus atau bekatul dengan hijau daun. Cairkan gula pasir atau gula merah dengan air. Masukkan bakteri ke dalam air. Campurkan dengan cairan gula pasir atau gula merah. Aduk hingga rata. Cairan bakteri dan gula disiramkan pada campuran hijau daun/sampah+bekatul. Aduk sampai rata, kemudian digundukkan/ditumpuk hingga ketinggian 15-20 cm dan ditutup rapat. Dalam waktu 3-4 hari pupuk hijau sudah jadi dan siap digunakan. 

Pestisida Hayati

PESTISIDA HAYATI

Pestisida adalah zat pengendali hama (seperti: ulat, wereng dan kepik). Pestisida Organik: adalah pengendali hama yang dibuat dengan memanfaatkan zat racun dari gadung dan tembakau. Karena bahan-bahan ini mudah didapat oleh petani, maka pestisida organik dapat dibuat sendiri oleh petani sehingga menekan biaya produksi dan akrab dengan lingkungan.
Bahan dan Alat:
·         2 kg gadung.
·         1 kg tembakau.
·         2 ons terasi.
·         ¼ kg jaringao (dringo).
·         4 liter air.
·         1 sendok makan minyak kelapa.
·         Parutan kelapa.
·         Saringan kelapa (kain tipis).
·         Ember plastik.
·         Nampan plastik.
Cara Pembuatan:
Minyak kelapa dioleskan pada kulit tangan dan kaki (sebagai perisai dari getah gadung). Gadung dikupas kulitnya dan diparut. Tembakau digodok atau dapat juga direndam dengan 3 liter air panas. Jaringao ditumbuk kemudian direndam dengan ½ liter air panas. Tembakau, jaringao, dan terasi direndam sendiri-sendiri selama 24 jam. Kemudian dilakukan penyaringan satu per satu dan dijadikan satu wadah sehingga hasil perasan ramuan tersebut menjadi 5 liter larutan.
Dosis:
·         1 gelas larutan dicampur 5-10 liter air.
·         2 gelas larutan dicampur 10-14 liter air.
Kegunaan:
·         Dapat menekan populasi serangan hama dan penyakit.
·         Dapat menolak hama dan penyakit.
·         Dapat mengundang makanan tambahan musuh alami.
Sasaran:
Wereng batang coklat, Lembing batu, Ulat grayak, ulat hama putih palsu.
Catatan: Meskipun ramuan ini lebih akrab lingkungan, penggunaannya harus memperhatikan batas ambang populasi hama. Ramuan ini hanya digunakan setelah polulasi hama berada atau di atas ambang kendali. Penggunaan di bawah batas ambang dan berlebihan dikhawatirkan akan mematikan musuh alami hama yang bersangkutan. Prinsip dari pertanian oragnik adalah keseimbangan alam, lihat tabel dibawah.
Tabel: Beberapa Jenis Hama Padi, Musuh Alami dan Ambang Batas Kendali

Jenis Hama Padi
Musuh Alami
Batas Ambang Kendali
Wereng batang coklat
Kepik, laba-laba
1,5 wereng dewasa tiap rumpun
Lembing batu
Belalang, laba-laba
10 kepik tiap 20 rumpun
Ulat grayak
Semut, tawon, laba-laba
25% daun rusak sebelum umur 60 hari, selebihnya 15% daun rusak
Ulat hama putih palsu
Laba-laba
50 persen daun rusak sebelum umur 20 hari, selebihnya 15%