BUDIDAYA JAGUNG
I. PENDAHULUAN
Di Indonesia, jagung pertama kali datang pada abad 17, dibawa oleh bangsa
Portugis. Lama kelamaan jagung semakin terkenal dan digemari orang, bahkan di
pulau Madura jagung menjadi makanan pokok masyarakat setempat. Selain untuk
dikonsumsi sebagai sayuran, buah jagung juga dapat diolah menjadi aneka makanan
dan berbagai bahan industri. Selain itu, pipilan jagung kering juga dapat
digunakan sebagai pakan ternak. Selain itu, limbahnya juga dapat digunakan
sebagai pakan hijauan untuk ternak ruminansia. Kondisi seperti itu membuat
budidaya jagung memiliki prospek dan peluang usaha yang sangat menjajikan, baik
dari segi permintaan maupun harga jualnya.
II. PERSIAPAN LAHAN
- Pemilihan Lahan
Tanaman Jagung dapat tumbuh di
dataran rendah hingga dataran tinggi. Secara umum, tanaman ini sangat toleran
dan mampu beradaptasi dengan iklim di Indonesia. Lahan tanam yang baik untuk
budidaya jagung adalah lahan kering yang berpengairan cukup, lahan tadah hujan,
lahan terasering, lahan gambut yang telah diperbaiki atau lahan basah bekas
menanam padi.
- Pengolahan Lahan
a.
Pembersihan gulma
b.
Pencangkulan
c.
Pembuatan bedengan
d.
Pemupukan
III. PERSIAPAN BENIH
Benih jagung yang digunakan adalah varietas hibrida yang memiliki
sifat-sifat yang unggul. Keunggulan benih jagung hibrida antara lain: Tahan
serangan hama dan penyakit, lebih cepat panen, produksi tinggi serta sangat
toleran dengan berbagai jenis dan ketinggian lahan. Akan tetapi biji buahnya
tidak bisa dijadikan benih lagi karena sifat unggul induknya sudah menghilang.
IV. PENANAMAN DAN PERAWATAN
A. Penanaman
- Pembuatan lubang tanam
Lubang tanam
dibuat sedalam 2 – 5 cm menggunakan tugal atau ponjo, yakni alat yang terbuat
dari kayu bulat panjang dengan jarak tanam 20 cm x 20 cm atau 20 cm x 40 cm.
- Penanaman benih
Sebelum ditanam, benih direndam terlebih dahulu selama 30 menit didalam air
yang telah dicampur insektisida, kemudian ditiriskan dan diberi fungisida
berbentuk tepung.
- Pemupukan awal
Pupuk awal yang diberikan adalh pupuk anorganik seperti Urea, TSP dan KCl
yang dimasukan ke dalam lubang dengan kedalaman 10 cm dan berjarak sekitar 15
cm dari lubang tanam dengan dosis 7 – 8 gr/lubang.
- Perawatan
- Penyulaman benih
Satu minggu setelah tanam, benih akan tumbuh dan muncul tanaman muda. Saat
itu pengamatan harus dilakukan, bila ada benih yang tidak tumbuh, mati atau
tanaman muda terserang penyakit harus segera dilakukan penyulaman atau penanaman
benih kembali.
- Penyiangan gulma
Penyiangan dilakukan dua kali, yaitu saat tanaman berumur 15 HST dan 40
HST. Bersamaan dengan penyiangan kedua, dilakukan juga pembubunan, yakni menutup akar tanaman nyang muncul ke permukaan
tanah, supaya akar dapat mencengkeram kuat dan tanaman tidak mudah roboh.
- Pemberian pupuk lanjutan
Pada umur 15 – 30 HST atau setelah penyiangan pertama, tanaman diberi pupuk
lanjutan. Pupuk yang diberikan adalah pupuk urea dengan dosis 2 gr/lubang dan diulangi kembali saat tanaman
berumur 40 hari.
- Pengairan
Pengairan dilakukan dengan sistem leb,yakni
mengalirkan air ke dalam parit hingga meresap keseluruh bagian bedengan. Lahan
yang terlalu kering atau kekurangan air saat proses pembuahan berlangsung akan
mengakibatkan tongkol tumbuh kecil, sehingga akan mengurangi jumlah produksi
panen.
V. PANEN DAN PASCA PANEN
- Waktu Panen
Umur panen jagung
tergantung pada jenis dan varietasnya, misalnya varietas CPI-1 bisa dipanen
saat umur 97 hari. Namun ada beberapa ciri khusus yang menandakan jagung telah
siap panen, slah satunya adalah kelobotnya sudah berwarna putih kecoklatan dan
tidak meninggalkan bekas apabila bijinya ditekan dengan kuku. Sebelum dipanen,
kelobot buah jagung dikupas dan bagian atasnya dipangkas, hal ini dilakukan
untuk mempercepat proses pengeringan jagung. Setelah beberap ahari dipohon dan
bijinya telah mengering, barulah dilakukan pemetikan.
- Penjemuran
Jagung tongkolan
yang telah dipanen perlu dijemur kembali untuk mengantisipasi adanya biji yang
belum kering.
- Pemipilan
Pemipilan adalah
proses memisahkan biji jagung dari tongkolnya. Pemipilan bisa dilakukan manual
dengan tangan, menggunakan alat pemipil dari kayu atau menggunakan alat pemipil
berpedal atau bermesin. Biji kemudian dijemur sampai tercapai kadar air minimum
yang memenuhi syarat jaul, yaitu 9 – 12 %.
- Penyimpanan
Jika tidak
langsung dijual, jagung pipilan yang sudah dikemas bisa disimpan dalam gudang.
Gudang penyimpanan harus selalu dalam keadaan kering dan lantainya diberi alas
dari papan kayu. Apabila memungkinkan, lantai gudang dapat disemprot terlebih
dahulu dengan pestisida dan desinfektan agar terhindar dari hama penyakit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar