Selasa, 27 Agustus 2013

Budidaya Jagung


BUDIDAYA JAGUNG


I.      PENDAHULUAN
Di Indonesia, jagung pertama kali datang pada abad 17, dibawa oleh bangsa Portugis. Lama kelamaan jagung semakin terkenal dan digemari orang, bahkan di pulau Madura jagung menjadi makanan pokok masyarakat setempat. Selain untuk dikonsumsi sebagai sayuran, buah jagung juga dapat diolah menjadi aneka makanan dan berbagai bahan industri. Selain itu, pipilan jagung kering juga dapat digunakan sebagai pakan ternak. Selain itu, limbahnya juga dapat digunakan sebagai pakan hijauan untuk ternak ruminansia. Kondisi seperti itu membuat budidaya jagung memiliki prospek dan peluang usaha yang sangat menjajikan, baik dari segi permintaan maupun harga jualnya.

II.    PERSIAPAN LAHAN

  1. Pemilihan Lahan
            Tanaman Jagung dapat tumbuh di dataran rendah hingga dataran tinggi. Secara umum, tanaman ini sangat toleran dan mampu beradaptasi dengan iklim di Indonesia. Lahan tanam yang baik untuk budidaya jagung adalah lahan kering yang berpengairan cukup, lahan tadah hujan, lahan terasering, lahan gambut yang telah diperbaiki atau lahan basah bekas menanam padi.
  1. Pengolahan Lahan
a.  Pembersihan gulma
b.  Pencangkulan
c.   Pembuatan bedengan
d.  Pemupukan

III.   PERSIAPAN BENIH

Benih jagung yang digunakan adalah varietas hibrida yang memiliki sifat-sifat yang unggul. Keunggulan benih jagung hibrida antara lain: Tahan serangan hama dan penyakit, lebih cepat panen, produksi tinggi serta sangat toleran dengan berbagai jenis dan ketinggian lahan. Akan tetapi biji buahnya tidak bisa dijadikan benih lagi karena sifat unggul induknya sudah menghilang.

 
IV.  PENANAMAN DAN PERAWATAN

A.   Penanaman
  1. Pembuatan lubang tanam
Lubang tanam dibuat sedalam 2 – 5 cm menggunakan tugal atau ponjo, yakni alat yang terbuat dari kayu bulat panjang dengan jarak tanam 20 cm x 20 cm atau 20 cm x 40 cm.
  1. Penanaman benih
Sebelum ditanam, benih direndam terlebih dahulu selama 30 menit didalam air yang telah dicampur insektisida, kemudian ditiriskan dan diberi fungisida berbentuk tepung.
  1. Pemupukan awal
Pupuk awal yang diberikan adalh pupuk anorganik seperti Urea, TSP dan KCl yang dimasukan ke dalam lubang dengan kedalaman 10 cm dan berjarak sekitar 15 cm dari lubang tanam dengan dosis 7 – 8 gr/lubang.
  1. Perawatan
  1. Penyulaman benih
Satu minggu setelah tanam, benih akan tumbuh dan muncul tanaman muda. Saat itu pengamatan harus dilakukan, bila ada benih yang tidak tumbuh, mati atau tanaman muda terserang penyakit harus segera dilakukan penyulaman atau penanaman benih kembali.
  1. Penyiangan gulma
Penyiangan dilakukan dua kali, yaitu saat tanaman berumur 15 HST dan 40 HST. Bersamaan dengan penyiangan kedua, dilakukan juga pembubunan, yakni menutup akar tanaman nyang muncul ke permukaan tanah, supaya akar dapat mencengkeram kuat dan tanaman tidak mudah roboh.
  1. Pemberian pupuk lanjutan
Pada umur 15 – 30 HST atau setelah penyiangan pertama, tanaman diberi pupuk lanjutan. Pupuk yang diberikan adalah pupuk urea dengan dosis  2 gr/lubang dan diulangi kembali saat tanaman berumur 40 hari.
  1. Pengairan
Pengairan dilakukan dengan sistem leb,yakni mengalirkan air ke dalam parit hingga meresap keseluruh bagian bedengan. Lahan yang terlalu kering atau kekurangan air saat proses pembuahan berlangsung akan mengakibatkan tongkol tumbuh kecil, sehingga akan mengurangi jumlah produksi panen.


V.   PANEN DAN PASCA PANEN

  1. Waktu Panen
Umur panen jagung tergantung pada jenis dan varietasnya, misalnya varietas CPI-1 bisa dipanen saat umur 97 hari. Namun ada beberapa ciri khusus yang menandakan jagung telah siap panen, slah satunya adalah kelobotnya sudah berwarna putih kecoklatan dan tidak meninggalkan bekas apabila bijinya ditekan dengan kuku. Sebelum dipanen, kelobot buah jagung dikupas dan bagian atasnya dipangkas, hal ini dilakukan untuk mempercepat proses pengeringan jagung. Setelah beberap ahari dipohon dan bijinya telah mengering, barulah dilakukan pemetikan. 
  1. Penjemuran
Jagung tongkolan yang telah dipanen perlu dijemur kembali untuk mengantisipasi adanya biji yang belum kering.
  1. Pemipilan
Pemipilan adalah proses memisahkan biji jagung dari tongkolnya. Pemipilan bisa dilakukan manual dengan tangan, menggunakan alat pemipil dari kayu atau menggunakan alat pemipil berpedal atau bermesin. Biji kemudian dijemur sampai tercapai kadar air minimum yang memenuhi syarat jaul, yaitu 9 – 12 %.
  1. Penyimpanan
Jika tidak langsung dijual, jagung pipilan yang sudah dikemas bisa disimpan dalam gudang. Gudang penyimpanan harus selalu dalam keadaan kering dan lantainya diberi alas dari papan kayu. Apabila memungkinkan, lantai gudang dapat disemprot terlebih dahulu dengan pestisida dan desinfektan agar terhindar dari hama penyakit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar