PEDOMAN BUDIDAYA DURIAN MONTONG
PENDAHULUAN
Di Indonesia,
sebagian besar durian masih ditumbuhkan dari benih, walaupun beberapa cara
perbanyakan klon telah dipraktekkan pula. Di Filipina, perbanyakan dengan benih
telah diganti dengan penyambungan sanding (inarching) dan penyambungan celah
(cleft grafting). Di Thailand, pembibitan-pembibitan menghasilkan sejumlah
besar 1′pohon durian melalui dua cara.
Penyusuan secara
tradisional mungkin merupakan penyambungan sanding yang cukup sederhana dan
sangat tinggi persentase keberhasilannya; caranya ‘ialah batang bawah yang
dipelihara dalam kantung dibuntungi dan disisipkan ke cabang kecil pada tanaman
induknya. Cara lainnya ialah penyambungan hipokotil, menggunakan semai dalam
pot, berumur 5-6 minggu, yang disambung-celah dengan batang atas-mini yang
dipotong dari pucuk lateral yang tipis saja.
Perlakuan
fungisida, terowongan plastik, dan naungan berat sangat diperlukan untuk
melindungi jaringan yang masih rapuh. Lima orang pekerja yang berpengalaman
dapat mengerjakan 300 sambungan, dikerjakan dari pukul 8 malam sampai tengah
malam ; menghindari panasnya siang hari konon merupakan faktor penting alam
mencapai tingkat keberhasilan di atas 90176. Benih durian kv. ‘Chanee’ biasa
digunakan di Thailand untuk meningkatkan penyediaan batang bawah. Anakan durian
dapat ditanam di lapangan seteiah berumur 1 tahun, dengan jarak tanam 8-16 m.
Pada tahun pertama diperlukan naungan. Pada jarak tanam yang lebih rapat,
mungkin kebun durian itu perlu penjarangan setelah 8-1
PEMELIHARAAN
Gulma dibabat dan
dibiarkan sebagai mulsa, tetapi lahan di bawah kanopi pohon diusahakan bebas
dari gulma. Penyedotan hara sampai saat panen berjumlah 2,4 kg N, 0,4 kg P, 4,2
kg K, 0,3 kg Ca, dan 0,5 kg Mg per ton buah, tetapi penyedotan hara total belum
pernah diteliti. Praktek di Thailand ialah memberikan pupuk majemuk dekat
dengan garis-tetes segera setelah muncul kuncup bunga, ditunjang dengan
pemberian pupuk di atas tanah jika telah ada pembentukan buah yang lebat;
pemberian pupuk lainnya dilakukan setelah panen. Jika tersedia pupuk kandang,
dapat menggantikan pemberian pupuk yang terakhir.
HAMA DAN PENYAKIT
Penyakit busuk
akar, penyakit busuk pangkal batang, atau kanker-bintik (patch canker), yang
disebabkan oleh Phytophthora palmivora, merupakan pembunuh yang ditakuti. Jamur
ini hidup di dalam tanah dan memperlemah pohon dengan cara menginfeksi akar.
Infeksi bagian di atas permukaan tanah juga terjadi, barangkali terutama
disebabkan oleh cipratan partikel-partikel tanah.
Pohon durian akan
mati jika infeksi pada pangkal batang lama-lama melukai keliling batang pohon
itu. Untuk memberantas penyakit ini, pangkal batang diusahakan bebas dari
tunas-tunas lateral setinggi 1 m atau lebih, lahan sekitar pohon agar bebas
dari gulma, dan pengairan hendaknya tidak membasahi pangkal batang atau tanah
yang dekat situ, juga air penyiraman dari satu pohon tidak membasahi pohon
lain.
Semacam pasta
fungisida (sistemik) dicatkan pada pangkal batang durian, dan pohonnya
hendaknya seringkali diperiksa, bagian yang terinfeksi agar dipotong dan bekas
lukanya dibersihkan. Penyakit-penyakit lain, seperti bintik daun yang
disebabkan oleh Colletotrichum spp., Homortegia durionir dan Phyllorticta
durionir, dan busuk buah (Rhizopus sp.), tidak begitu berarti.
Berbagai hama
telah diamati menyerang durian, tetapi kerusakannya tampaknya hanya
kadang-kadang. Suatu ulat pengebor buah, Hypoperigea (Plagideicta)
lepro.rtricta, memakan biji durian, dan tampaknya lebih sering terjadi.
Mamalia, seperti tikus, babi hutan, dan beruang, senang sekali memakan buah
durian, dan buahbuah yang berjatuhan harus dikumpulkan setiap pagi agar
mengurangi kerugian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar