Selasa, 27 Agustus 2013

Pengembangan Peternakan Domba dan Kambing



PENGEMBANGAN  PETERNAKAN
  DOMBA  DAN  KAMBING
 
PENDAHULUAN
Terdapat indikasi bahwa kebutuhan akan komoditi daging semakin meningkat seiring dengan peningkatan pangsa pasar dan kebutuhan akan nutrisi hewani. Adanya peningkatan permintaan kebutuhan tersebut harus diimbangi dengan upaya peningkatan populasi dan sekaligus produktivitasnya. Salah satu cara meningkatkan produktivitas ternak sekaligus meningkatkan pendapatan peternak diantaranya melalui pengembangan peternakan domba dan kambing, alasannya karena kedua ternakn tersebut cepat berkembang biak, mudah dikelola, biaya pemeliharaan murah, dagingnya disukai masyarakat dan fesesnya dapat digunakan sebagai pupuk kandang (kompos) sehingga diharapkan mampu menghasilkan nilai tambah bagi setiap rumah tangga petani (peternak).

POTENSI PRODUKSI
Permasalahan yang perlu segera dipecahkan adalah bagaimana cara pembinaan petani peternak supaya mereka lebih bergairah, memanfaatkan dan menggali potensi produksi ternak domba dan kambing. Kiranya perlu dicari pola percontohan yang spesifik untuk tujuan pembinaan sehingga peternak mampu meningkatkan produksi sekaligus kesejahteraannya. Berkaitan dengan terakumulasinya populasi ternak domba dan kambing di Jawa (sekitar 80 %), para ahli menyarankan sebaiknya pengembangan domba dan kambing secara wkstensif lebih diprioritaskan di luar Jawa, misalnya melalui program transmigrasi atau relokasi penduduk. Disamping itu di Jawa sendiri masih berpeluang untuk pengembangan ternak domba dan kambing dengan sistem “Kereman“ atau penggemukan.

FAKTOR PENDUKUNG
Beberapa faktor pendukung pengembangan usaha peternakan domba dan kambing diantaranya adalah :
a.    Struktur Usaha dan Struktur Kepemilikan
Hingga kini struktur usaha peternakan domba dan kambing sekitar 95 % masih didominasi oleh “peternak gurem” dengan rataan tingkat pemilikan 2 – 3 ekor. Dilain pihak usaha peternakan domba dan kambing merupakan usaha substitusi dalam sistem usaha pertanian dan khususnya tanaman pangan.
b.    Permintaan dan Penawaran Produksi
Potensi pasar dalam negeri menunjukkan peranan dominan dalam memenuhi permintaan daging secara nasional. Sejalan dengan program bantuan ternak yang pernah ada, masyarakat cenderung memilih ternak domba dan kambing sebagai usaha baru atau pelengkap usaha pertanian miliknya. Dengan demikian untuk kondisi peternak di pedesaan, ternak tersebut memiliki potensi penting sebagai penunjang usaha tani.
c.    Peranan Institusi
Berbeda dengan usaha bidang perunggasan atau sapi perah misalnya, kelembagaan yang menangani peternak domba dan kambing belum begitu menggembirakan. Himpunan Peternak Domba dan Kambing Indonesia) sebagai wadah kegiatan peternak nampaknya belum banyak berperan dalam upaya peningkatan kesejahteraan peternak di pedesaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar