1.
Padi sebagai komoditas
strategis dalam program ketahanan pangan 2004 s/d 2009
2.
Produksi padi semakin menurun
3.
Residu pupuk & pestisida
sintetis tinggi yang mengakibatkan produktifitas lahan menurun
4.
Ketersediaan air berkurang,
akibat tidak dilakukannya pengelolaan air secara benar
5.
Penyempitan lahan pertanian 40.000 Ha pertahun
(BPS dan BPN)
6.
Target peningkatan produksi
padi Nasional
- PTT ialah teknik budidaya dengan cara memanfaatkan sumberdaya baik lahan, air, tanaman dan organisme (LATO) serta komponen pengendalian hama terpadu (PHT) yang tepat.
- Bukan paket teknologi yang tetap, tetapi merupakan pendekatan usahatani yang dinamis dan memprioritaskan pemecahan masalah (petani & lahan)
- Optimalisasi pemanfaatan sumberdaya lokal berupa :
o
Bahan organik (pupuk hijau,
pupuk kandang, jerami)
o
Air irigasi, air sungai, air waduk dan air hujan
sebagai sumber pengairan
o
Tenaga kerja dan kelembagaan
- Efisiensi penggunaan input, pemeliharaan dan peningkatan kesuburan tanah
- Model PTT mengacu kepada keterpaduan teknologi & sumberdaya setempat
No
|
Komponen
Teknologi
|
SRI
|
PTT
|
Konvensional
|
1
|
Varietas
|
Lokal
|
Unggul
|
Unggul
|
2
|
Umur bibit
|
10 – 15 hss
|
15 - 20 hss
|
21-30 hss
|
3
|
Jumlah bibit
|
1 bibit
|
2 bibit
|
3 – 5 bibit
|
4
|
Persemaian
|
Kering
|
Basah
|
Basah
|
5
|
Seleksi benih
|
Larutan garam
3 % / lt air
|
Larutan garam
3 % / lt air
|
-
|
6
|
Jarak tanam
|
25 x 25 cm
|
20 x 20 cm (Jaleg)
|
20 x 20 cm
|
7
|
Pupuk
|
Organik
|
Organik & an organik
|
Anorganik
|
8
|
Pengairan
|
Macak-macak /lembab
|
Intermitten (berganti)
|
Terus menerus
|
9
|
Pengendalian H/P
|
Hayati
|
PHT
|
Pestisida sintetis
|
10
|
Penyiangan
|
Tangan 2 kali, landak 2 kali
|
Tangan 1 kali, landak 2 kali
|
Tangan 3 kali
|
11
|
Dosis pupuk Urea, TSP & KCl
|
0
|
Berdasarkan BWD & analisis tanah
|
Sesuai dengan rekomendasi
|
12
|
Dosis ppk kandang
|
10 – 15 ton/ha
|
4 – 7 ton/ha
|
0
|
Adalah
teknologi yang paling bersinergi dan merupakan penciri utama model PTT, yaitu :
•
Bibit muda ( < 21 hss)
•
Bahan organik
•
Pengairan berselang
•
PHSL (BWD dan Petak Omisi)
Varietas, perlakuan benih, teknik pengolahan tanah,
cara tanam, pengendalian hama, penyakit dan gulma terpadu, pengelolaan panen
dan pasca panen
Komponen Budidaya
1.
Pengolahan tanah yang sempurna
dicirikan oleh perbandingan lumpur dan air (1:1).
2. Pengolahan tanah dilakukan dua kali dengan hand traktor, dan menggunakan bajak singkal
hingga kedalaman 20 cm atau lebih.
3. Setelah
pembajakan pertama sawah digenangi selama 7 - 15 hari, kemudian dilakukan
pembajakan kedua diikuti penggaruan untuk pelumpuran dan meratakan.
Penyiapan Benih
1. Untuk
menentukan kualitas benih sehat dapat dengan cara merendam benih kedalam
larutan air garam 3 % untuk 1 liter air.
2. Benih
yang akan ditanam ialah benih yang tenggelam.
3. Area
persemaian 300-500 m2/ha
4. Daerah
endemis, benih harus diperlakukan
5. Dipupuk
200 g urea, 100 g SP-36, 60 g KCl/10 m2
6. Umur < 21 hari
Pengaruh AIR
Pemberian
Air atau Penggenangan yang berlebihan :
Ø
merangsang pertumbuhan memanjang tanaman,
menghasilkan lebih banyak jerami
Ø
menghambat pertumbuhan anakan/tunas
Ø
tanaman kurang dapat mengambil unsur hara yang
dibutuhkan
Ø
penggenangan yang terlalu dalam dan lama dapat
merubah sifat-sifat kimia tanah sawah, antara lain : kandungan O2 yang sedikit,
kandungan CO2 yang berlebihan, terjadi akumulasi H2S, yang dapat meracuni
tanaman sehingga tanaman menjadi kerdil
Kondisi
Pemberian Air
FASE
|
KONDISI
AIR
|
|
Persemaian
7-10 hari
|
Lembab
|
|
Pengolahan
± 20 hari
|
Macak-macak
|
|
Pertumbuhan
± 70 hari
|
Lembab
|
|
Penyiangan
3 – 5 kali
|
Digenang
1-2 hari
|
|
Pembuahan
± 30 hari
|
Digenang
1-2 hari
|
|
Pemasakan
± 15 hari
|
Dikeringkan
|
Penyiangan
Ä Penyiangan atau pembersihan gulma pada
perlakuan dilakukan 3 – 4 kali yang
umumnya pada tanaman umur 15, 30 dan 45 hari setelah tanam.
Ä
Penyiangan pertama dilakukan secara manual dengan
cara dicabut, sedangkan penyiangan selanjutnya menggunakan alat landak.
Pemupukan mengacu BWD (Bagan Warna Daun)
BWD sesaat
Sebelum
pemupukan
|
Respon pupuk N
|
|||
Rendah
|
Sedang
|
Tinggi
|
Sangat
Tinggi
|
|
Target Hasil (GKG)
|
||||
5 ton/ha
|
6 ton/ha
|
7 ton/ha
|
8 ton/ha
|
|
Dosis pupuk Urea (kg/ha)
|
||||
N (urea) awal
BWD ≤ 3,0
BWD = 3,5
BWD ≥ 4.0
|
45-55
75
50
0
|
55-65
100
75
0-50
|
65-90
125
100
50
|
90-110
150
125
50
|
Pengendalian Hama
1.
Pengendalian hama dilakukan
berdasarkan pengelolaan hama terpadu (PHT)
2.
Sasaran penerapan PHT adalah :
• Populasi OPT dan kerusakan tanaman tetap berada
pada aras yang secara ekonomis tidak merugikan,
• Produktivitas pertanian mantap pada taraf tinggi,
• Penghasilan dan kesejahteraan petani meningkat, dan
• Resiko kesehatan dan pencemaran lingkungan ditekan.
Strategi yang diterapkan ialah
memadukan semua teknik pengendalian OPT dan melaksanakannya dengan taktik yang
memenuhi azas ekologi serta ekonomi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar