Senin, 26 Agustus 2013

PTT PADI


 
PTT PADI



LATAR BELAKANG

1.       Padi sebagai komoditas strategis dalam program ketahanan pangan 2004 s/d 2009
2.       Produksi padi semakin menurun
3.       Residu pupuk & pestisida sintetis tinggi yang mengakibatkan produktifitas lahan menurun
4.       Ketersediaan air berkurang, akibat tidak dilakukannya pengelolaan air secara benar
5.        Penyempitan lahan pertanian 40.000 Ha pertahun (BPS dan BPN)
6.       Target peningkatan produksi padi Nasional
  • PTT ialah teknik budidaya dengan cara memanfaatkan sumberdaya baik lahan, air, tanaman dan organisme (LATO) serta komponen pengendalian hama terpadu (PHT) yang tepat.
  • Bukan paket teknologi yang tetap, tetapi merupakan pendekatan usahatani yang dinamis dan memprioritaskan pemecahan masalah (petani & lahan)
  • Optimalisasi pemanfaatan sumberdaya lokal berupa :
o   Bahan organik (pupuk hijau, pupuk   kandang, jerami)
o   Air irigasi, air sungai, air waduk dan air hujan sebagai sumber pengairan
o   Tenaga kerja dan kelembagaan
  • Efisiensi penggunaan input, pemeliharaan dan peningkatan kesuburan tanah
  • Model PTT mengacu kepada keterpaduan teknologi & sumberdaya setempat

No
Komponen
Teknologi
SRI
PTT
Konvensional
1
Varietas
Lokal
Unggul
Unggul
2
Umur bibit
10 – 15 hss
15 - 20 hss
21-30 hss
3
Jumlah bibit
1 bibit
2 bibit
3 – 5 bibit
4
Persemaian
Kering
Basah
Basah
5
Seleksi benih
Larutan garam
3 % / lt air
Larutan garam
3 % / lt air
-
6
Jarak tanam
25 x 25 cm
20 x 20 cm (Jaleg)
20 x 20 cm
7
Pupuk
Organik
Organik & an organik
Anorganik
8
Pengairan
Macak-macak /lembab
Intermitten (berganti)
Terus menerus
9
Pengendalian H/P
Hayati
PHT
Pestisida sintetis
10
Penyiangan
Tangan 2 kali, landak 2 kali
Tangan 1 kali, landak 2 kali
Tangan 3 kali
11
Dosis pupuk Urea, TSP & KCl
0
Berdasarkan BWD & analisis tanah
Sesuai dengan rekomendasi
12
Dosis ppk kandang
10 – 15 ton/ha
4 – 7 ton/ha
0


KOMPONEN TEKNOLOGI UTAMA PTT

Adalah teknologi yang paling bersinergi dan merupakan penciri utama model PTT, yaitu :
         Bibit muda ( < 21 hss)
         Bahan organik
         Pengairan berselang
         PHSL (BWD dan Petak Omisi)

KOMPONEN TAMBAHAN
Varietas, perlakuan benih, teknik pengolahan tanah, cara tanam, pengendalian hama, penyakit dan gulma terpadu, pengelolaan panen dan pasca panen
Komponen Budidaya

1.       Pengolahan tanah yang sempurna dicirikan oleh perbandingan lumpur dan air (1:1).
2.       Pengolahan tanah dilakukan dua kali  dengan hand traktor, dan menggunakan bajak singkal hingga kedalaman 20 cm atau lebih.
3.       Setelah pembajakan pertama sawah digenangi selama 7 - 15 hari, kemudian dilakukan pembajakan kedua diikuti penggaruan untuk pelumpuran dan meratakan.
Penyiapan Benih
1.       Untuk menentukan kualitas benih sehat dapat dengan cara merendam benih kedalam larutan air garam 3 % untuk 1 liter air.
2.       Benih yang akan ditanam ialah benih yang tenggelam.
3.       Area persemaian 300-500 m2/ha
4.       Daerah endemis, benih harus  diperlakukan
5.       Dipupuk 200 g urea, 100 g SP-36, 60 g KCl/10 m2
6.       Umur  < 21 hari
Pengaruh AIR
Pemberian Air atau Penggenangan yang berlebihan :  
Ø  merangsang pertumbuhan memanjang tanaman, menghasilkan lebih banyak jerami     
Ø  menghambat pertumbuhan anakan/tunas
Ø  tanaman kurang dapat mengambil unsur hara yang dibutuhkan
Ø  penggenangan yang terlalu dalam dan lama dapat merubah sifat-sifat kimia tanah sawah, antara lain : kandungan O2 yang sedikit, kandungan CO2 yang berlebihan, terjadi akumulasi H2S, yang dapat meracuni tanaman sehingga tanaman menjadi kerdil


Kondisi Pemberian Air

NO
FASE
KONDISI AIR
1
Persemaian
7-10 hari
Lembab
2
Pengolahan
± 20 hari
Macak-macak
3
Pertumbuhan
± 70 hari
Lembab
4
Penyiangan
3 – 5 kali
Digenang
1-2 hari
5
Pembuahan
± 30 hari
Digenang
1-2 hari
6
Pemasakan
± 15 hari
Dikeringkan

Penyiangan
Ä  Penyiangan atau pembersihan gulma pada perlakuan  dilakukan 3 – 4 kali yang umumnya pada tanaman umur 15, 30 dan 45 hari setelah tanam.
Ä  Penyiangan pertama dilakukan secara manual dengan cara dicabut, sedangkan penyiangan selanjutnya menggunakan alat landak.
Pemupukan mengacu BWD (Bagan Warna Daun)
BWD sesaat
Sebelum
pemupukan
Respon pupuk N
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat
Tinggi
Target Hasil (GKG)
5 ton/ha
6 ton/ha
7 ton/ha
8 ton/ha
Dosis pupuk Urea (kg/ha)
N (urea) awal
BWD ≤ 3,0
BWD = 3,5
BWD ≥ 4.0
45-55
75
50
0
55-65
100
75
0-50
65-90
125
100
50
90-110
150
125
50

Pengendalian Hama
1.       Pengendalian hama dilakukan berdasarkan pengelolaan hama terpadu (PHT)
2.       Sasaran penerapan PHT adalah :
  Populasi OPT dan kerusakan tanaman tetap berada pada aras yang secara ekonomis tidak merugikan,
  Produktivitas pertanian mantap pada taraf tinggi,
  Penghasilan dan kesejahteraan petani meningkat, dan
  Resiko kesehatan dan pencemaran lingkungan ditekan.
Strategi yang diterapkan ialah memadukan semua teknik pengendalian OPT dan melaksanakannya dengan taktik yang memenuhi azas ekologi serta ekonomi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar