Selasa, 27 Agustus 2013

Pedoman Teknis Budidaya Belut



PEDOMAN TEKNIS
BUDIDAYA BELUT
 

Kolam budidaya ikan belut dapat dibedakan antara lain: kolam induk/kolam pemijahan, kolam pendederan (untuk benih belut berukuran 1 – 2 cm), kolam belut emaja (untuk belut ukuran 3 – 5 cm) dan kolam pemeliharaan belut konsumsi (terbagi menjadi 2 tahapan yang masing-masing dibutuhkan waktu 2 bulan) yaitu untuk pemeliharaan belut kurang 5 – 8 cm sampai menjadi ukuran 15 - 20 cm, dan untuk pemeliharan belut dengan ukuran 15 – 20 cm sampai menjadi ukuran 30 – 40 cm.
Ukuran kolam induk kapasitasnya 6 ekor/m2. Untuk kolam pendederan (ukuran belut 1 – 2 cm) daya tampungnya 500 ekor/m2. Untuk kolam belut remaja (ukuran 2   5 cm) daya tampungnya 250 ekor/m2. Dan untuk kolam belut konsumsi tahap pertama (ukuran 5 – 8 cm) daya tampungnya 100 ekor/m2. Serta kolam belut konsumsi tahap kedua (ukuran 15 – 20cm) daya tampungnya 50 ekor/m2, hingga panjang belut pemanenan kelak berukuran 3 – 50 cm.
Anak belut yang sudah siap dipelihara secara intensif adalah yang berukuran 5-8 cm. Dipelihara selama 4 bulan dalam 2 tahapan dengan masing-masing tahapannya selama 2 bulan. Bibit bisa diperoleh dari bak/kolam pembibitan atau bisa juga bibit diperoleh dari sarang-sarang bibit yang ada di alam. Pemilihan bibit bisa diperoleh dari kolam peternakan atau pemijahan. Biasanya belut yang dipijahkan adalah belut betina berukuran 30 cm dan belut jantan berukuran 40 cm.
Pemijahan dilakukan di kolam pemijahan dengan kapasitas satu ekor pejantan dengan dua ekor betina untuk kolam seluas 1 m2. Waktu pemijahan kira-kira berlangsung 10 hari untuk bertelur. Setelah telur menetas dan berumur 5 – 8 hari, ukuran anak belut berkisar 1,5 – 2,5 cm. Anak belut dengan ukuran sedemikian tersebut diatas segera ditempatkan di kolam pendederan calon bibit selama 1 (satu) bulan sampai berukuran 5 – 8 cm. Dengan ukuran ini anak belut sudah bisa diperlihara dalam kolam belut untuk konsumsi selama dua bulan atau empat bulan.
Perlakuan dan perawatan bibit dari hasil pemijahan anak belut ditampung di kolam pendederan calon benih selama 1 bulan. Dalam hal ini benih diperlakukan secermat mungkin agar tidak banyak yang hilang. Dengan perairan yang bersih dan lebih baik lagi apabila di air yang mengalir.
Pemupukan jerami yang sudah lapuk diperlukan untuk membentuk pelumpuran dan pupuk kandang sebagai bahan organik utama. Bila diperlukan bisa diberi makanan tambahan berupa cacing, kecoa, ulat besar (belatung) setiap 10 hari sekali. Pemeliharaan kolam dan tambak yang perlu diperhatikan adalah gangguan dari luar dan dalam kolam agar tidak beracun.
Pemanenan belut dapat berupa benih/bibit yang dijual untuk diternak/dibudidayakan. Atau juga berupa hasil akhir pemeliharaan belut yang siap dijual untuk konsumsi (besar/panjang sesuai dengan permintaan pasar/konsumen). Cara penangkapan belut sama seperti menangkap ikan lainnya dengan peralatan antara lain: bubu/posong, jaring/jala bermata lembut, dengan pancing/kail dan pengeringan air kolam sehingga belut tinggal diambil saja.
Disamping ukuran dan persyaratan lahan juga dilengkapi dengan media pemeliharaan dengan urutan dan ukuran antara lain sebagai berikut :
1.    Jerami setinggi 30 cm.
2.    Pupuk Urea 5 kg dan NPK 5 kg (kolam berukuran 500 cm X 500 cm atau perbandingannya).
3.    Lumpur/tanah setinggi 5 cm.
4.    Pupuk Kandang setinggi 5 cm.
5.    Pupuk kompos setinggi 5 cm.
6.    Lumpur/tanah setinggi 5 cm.
7.    Cincangan Batang Pisang setinggi 10 cm.
8.    Lumpur/tanah setinggi 15 cm.
9.    Air setinggi 3-4 cm.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar