PEDOMAN TEKNIS
BUDIDAYA CABE HIBRIDA
I. PENDAHULUAN
Dalam
pembudidayaan cabe, perlu ketrampilan dan pengalaman lapangan yang memadai.
Pemilihan varietas sangat penting untuk menyesuaikan dengan kondisi lahan dan
kebutuhan pasar. Tahap awal budidaya cabe adalah membuat persemaian guna
menyiapkan bibit tanaman yang sehat, kuat dan seragam sebagai bahan tanam di
lapangan. Media semai yang dipergunakan hendaknya mempunyai struktur yang
remah, tidak menahan air dan cukup nutrisi. Bahan yang dapat digunakan adalah
campuran kompos, tanah, dan pasir dengan perbandingan 1 : 1 : 1. Untuk
menambahkan nutrisi berikan pupuk NPK grand S-15 sebanyak 80 gram yang telah
dihaluskan untuk tiap 3 ember campuran bahan tersebut. Setelah bahan tercampur,
masukkan bahan pada kantung plastik dengan ukuran 8 x 9 cm sampai 90 % penuh,
dan buat lubang pembuangan air pada plastik bagian bawah yang telah terisi
media.
Atur media pada bedeng semai yang
telah disiapkan. Bedeng semai dibuat dengan tinggi 20 – 50 cm dengan lebar 80 –
100 cm dan panjang menyesuaikan kondisi. Arah bedengan diatur membujur utara
selatan dengan memberikan atap penutup dari plastic dengan tiang penyangga
bagian timur 100 cm dan bagian barat 80 cm atau atap dapat dibuat dengan model
½ lingkaran . Hal ini dimaksudkan agar bibit yang tumbuh cukup mendapatkan
sinar matahari sehingga tidak mengalami
etiolasi.
Langkah
selanjutnya adalah pemeraman benih yang bertujuan untuk mengecambahkan benih.
Media pemeraman yang digunakan adalah kain handuk atau 3 – 5 lapis kertas
merang yang disemprot dengan larutan fungisida Victory dengan kosentrasi 3 gram
/ liter. Benih ditaburkan secara merata pada media dan diusahakan tidak
menumpuk. Benih yang digunakan sebaiknya benih cabe hibrida yang telah diberi
perlakuan pestisida. Media digulung atau dilipat dan disimpan dalam suhu kamar.
Untuk menjaga kelembaban media peram, semprotkan air dengan handspray setiap
pagi dan sore. Setelah 4 sampai 7 hari, benih akan mengeluarkan radikula atau
calon akar. Dengan bantuan penjepit, benih yang telah mengeluarkan calon akar
di tanam pada media semai yang disiram
terlebih dahulu. Setiap pagi dan sore persemaian perlu disiram. Untuk mencegah
gangguan cendawan, semprot persemaian dengan fungisida Starmyl 25WP dan Victory
80WP secara bergantian dengan konsentrasi 0,5 gram / liter. Untuk mencegah
gangguan hama persemaian, semprot dengan insektisida winder 100ec dengan
konsentrasi 0,5 cc / liter. Persemaian juga dapat dilakukan dengan meletakkan
benih secara langsung pada media semai tanpa diperam terlebih dahulu.
II.
PENGOLAH TANAH
Lahan yang akan
dipakai tempat penanaman harus dibersihkan dari segala macam gulma dan akar
bekas tanaman lama, agar pertumbuhan akar tidak terganggu dan untuk menghilangkan
tumbuhan yang menjadi inang hama dan penyakit. Apabila lahan banyak ditumbuhi
gulma, pembersihannya lebih baik menggunakan Herbisida Sistemik seperti Rambo
480AS dengan dosis 2 sampai 4 liter per Hektar. Selanjutnya lahan dibajak dan
digaru dengan hewan ternak maupun dengan bajak traktor. Pembajakan dan
penggaruan bertujuan untuk menggemburkan, memperbaiki aerasi tanah dan untuk
menghilangkan OPT yang bersembunyi di tanah. Buat bedengan dengan ukuran lebar
100 – 110 cm dengan ketinggian bedengan 50 – 60 cm dan lebar parit 50 – 60 cm .
Panjang bedengan disesuaikan dengan kondisi lahan.
Pengukuran pH
tanah juga perlu dilakuan dengan alat pH meter atau dengan kertas lakmus. Untuk
menaikkan pH tanah lakukan pengapuran lahan menggunakan dolomint atau kapur
gamping dengan dosis 2 – 4 ton/Ha atau 200 – 400 gram / meter persegi
tergantung pH tanah yang akan dinaikkan. Pengapuran diberikan pada saat
pembajakan atau pada saat pembuatan bedengan bersamaan dengan sebar kompos atau
pupuk kandang. Pupuk kandang yang diperlukan adalah 10 sampai 20 ton / Ha atau
½ sampai 1 zak untuk 10 meter panjang bedengan. Pupuk dasar yang diberikan
adalah pupuk NPK grand S-15, 2 kg untuk 10 meter panjang bedengan atau 2 ton /
hektar.
Tahap berikutnya
adalah pemasangan mulsa plastic hitam perak yang berguna untuk menekan
perkembangbiakan hama dan penyakit, pertumbuhan gulma, mengurangi penguapan,
mencegah erosi tanah, mempertahankan struktur, suhu dan kelembaban tanah serta
dapat mencegah terjadinya pencucian pupuk. Pemasangan mulsa dilakukan dengan
cara membentang dan menarik antara dua
sisi dengan permukaan perak di bagaian atas. Setiap ujung dan sisi mulsa
dikancing dengan pasak.. Agar pemasangan mulsa lebih optimal dan dapat menutup
permukaan bedengan dengan baik sebaiknya dilakukan pada siang hari atau saat
cuaca panas.
III. TEKNIK PENANAMAN
Jarak tanam yang digunakan adalah 50 – 60 cm jarak
antar lubang dan 60 – 70 cm untuk jarak antar barisan dengan pola penanaman
model segitiga atau zig-zag. Pembuatan lubang tanam sedalam 8 sampai 10 cm
dilakukan bersamaan dengan pembuatan lubang pada mulsa yang berpedoman pada
pola yang dipakai dan sesuai jarak tanam yang dianjurkan. Pembuatan lubang pada
mulsa dapat juga menggunakan system pemanasan dengan menggunakan kaleng dengan
diameter kurang lebih 8 – 10 cm. Lubang tanam dibuat dengan cara menugal tanah
sedalam 8 – 10 cm.
Bibit cabe
dipersemaian yang telah berumur 15 – 17 hari atau telah memiliki 3 atau 4 daun,
siap dipindah tanam pada lahan. Semprot bibit dengan fungisida dan insektisida
1 – 3 hari sebelum dipindahtanamkan untuk mencegah serangan penyakit jamur dan
hama sesaat setelah pindah tanam. Seleksi dan pengelompokan bibit berdasarkan
ukuran besar kecil dan kesehatanya. Penanaman sebaiknya dilakukan pada sore
hari atau pada saat cuaca tidak terlalu panas, dengan cara merobek kantong
semai dan diusahakan media tidak pecah dan langsung dimasukkan pada lubang
tanam. Kemudian lakukan pemasangan lanjaran atau ajir, dipasang di samping
lubang tanam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar