UBI KAYU
( Manihot esculenta )
PENDAHULUAN
Tanaman
Ubi Kayu dapat tumbuh optimal pada ketinggian antara 10 – 700 m dpl. Tanah yang
sesuai adalah tanah yang berstruktur remah, gembur, tidak terlalu liat dan
tidak terlalu poros, serta kaya bahan organic. Jenis tanah yang sesuai adalah
jenis alluvial, latosol, podsolik merah kuning,mediteran, grumosol dan andosol
dengan kemasaman (pH) tanah antar 4,5 – 8, tapi pH tanah idealnya 5,8.
Curah
hujan yang diperlukan antara 1.500 – 2.500 mm/tahun, kelembapan udara optimal
untuk tanamn antara 60 – 65 %, suhu udara minimal sekitar 100 C.
Kebutuhan sinar matahari sekitar 10 jam/hari, terutama untuk kesuburan daun dan
perkembangan umbinya.
PENYIAPAN BIBIT DAN LAHAN
A. Penyiapan Bibit
Ubi
kayu diperbanyak dengan stek batang yang diperoleh dari hasil panenan tanaman
sebelumnya. Setek diambil dari bagian tengah batang agar matanya tidak terlalu
tua, tetapi juga tidak terlalu muda. Pembibitan secara tradisional, satu batang
ubi kayu hanya bias diperoleh 10 – 20 setek, sehingga luas areal pembibitan
harus tersedia minimal 20 % dari luas areal yang akan ditanam. Perbanyakan
secara cepat (rapid multiplication)
menggunakan setek pendek dengan 2-3 mata tunas.
B. Penyiapan Lahan
Pada
daerh dengan kondisi curah hujan yang banyak, ubi kayu ditanam diatas guludann.
Bertanamn diatas guludan juga memudahkan panen. Namun jika curah hujan tidak
terlalu tinggi pengolahan tanah cukup dengan cara diratakan. Pengguludan dapat
dilakukan pada saat tanaman umur 2 – 3 bulan. Pengolahan tanah sempurna diikuti
dengan pembuatan guludan yang dibuat searah kontur sebagai pengendalian erosi
bias memberi hasil sebesar 25,4 ton, disbanding tanpa olah tanah (TOT) yang
hanya bias memberi hasil 15 ton.
PENANAMAN
- Waktu dan Cara Penanaman
Penanaman
dilakukan pada awal musim kemarau sehingga dapat dipanen pada awal musim hujan.
Benih tanaman berupa stek batang berukuran 15 – 20 cm dengan diameter 3 – 4 cm.
Penanaman dilakukan dengan cara pangkal setek dipotong rata atau runcing. Ujung
setek bagian bawah dipotong miring 450 dengan maksud untuk
memperluas daerah perakaran dan sebagai tanda bagian yang ditanam. Kemudian
stek ditanam dengan kedalaman 15 cm, baik pada musim kemarau maupun pada musim
hujan.
- Populasi Tanaman dan Jark Tanam
Pada
tanah subur digunakan populasi 10.000 batang/ha dan pada tanah-tanah yang
kurang subur dipergunakan populasi 15.000 batang/ha. Jarak tanam dengan system
monokultur di tanah subur dilakukan dengan jarak tanam 125 x 80 cm, ditanah
yang kurang subur digunakan jarak tanam 100 x 66 cm atau 100 x 64 cm. Sedangkan
pada system tumpangsari di tanah subur digunakan jarak tanam 200 x 50 cm atau
250 x 50 cm.
PENYULAMAN DAN PENGATURAN TUNAS
Penyuilaman
dilakukan pada saat ubi kayu berumur 1-3 mgg. Bibit untuk penyulaman sebaiknya
dipersiapkan dengan cara menanam bibit untuk penyulaman dipinggir kebun,
maksudnya untuk tetap seragam. Agar tanaman tanaman tiudak terlalu rimbun dan
pertumbuhan umbi optimal sebaiknya dilakukan pengurangan tunas. Pengurangan
tunas dilakukan dengan meninggalkan dua tunas yang sehat yang dilakukan pada
umur 1-1,5 bul;an.
PENYIANGAN
Penyiangan pada umur 2-3 bulan pertama dan menjelang panen. Maksud
penyiangan menjelang panen adalah untuk memudahkan panen dan mencegah
kehilangan hasil panen dan mengurangi populasi gulma pada musim tanam
berikutnya. Penyiangan pada 2-3 bulan pertama
dilakukan secara manual, selain untuk memperbaiki struktur tanah juga
cara ini murah dan tidak mencemari lingkungan. Sedangkan penyiangan menjelang
panen (bila dilakukan) sebagian petani menggunakan herbisida.
PEMUPUKAN
Budidaya
ubi kayu menggunakan teknologi tinggi untuk menghasilkan produksi 30-40 ton
memerlukan penambahan hara berupa pupuk. Dosis pupuk yang diperlukan adalah
pupuk organic 5-10 ton/ha, Urea 150-200 kg/ha, SP-36 100 kg/ha dan KCl 100-150
kg/ha. Pemberian pupuk dasar pada saat pembuatan guludan dengan menggunakan
pupuk organic + 1/3 dosis urea + 1/3 dosis KCl dan sisanya diberikan pada saat
tanaman berumur 3-4 bulan sesudah tanam.
D. PENGENDALIAN HAMA/PENYAKIT
Hama dan penyakit
penting pada tanamn ubu\i kayu antara lain adalah :
1. Hama Tungau Merah
Kerusakan :
Serangan
diawali dengan daun yang berbintik-bintik kuning yang kemudian meluas menjasdi
bercak yang lebih besar berwarna kuning lalu kemerah-merahan. Bila seranga berat
daun menjadi layu dan rontok.
Pengendalian :
- Melakukan penanaman pada awal musim hujan sehingga tanaman tidak mengalami stress air
- Menggunakan varietas yang tahan
- Bila serangan menghawatirkan dilakukan pengendalian dengan menggunakan aktisida seperti acarin, gelecron, gusathion dll.
2. Penyakit Bakteri Layu dan Hawar Daun
Kerusakan :
Tanaman yang
terserang bias menimbulakn kerugian 50-9- %, tetapi untuk varietas tahan
keugian hanya 8 %.
Pengendalain :
Dilakuak
dengan mebggunakan varietas tahan seperti Adira-4, Malang-6, UJ-3 dan UJ-5.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar