Selasa, 27 Agustus 2013

Budidaya Ubi Kayu



UBI KAYU
( Manihot esculenta )


PENDAHULUAN
            Tanaman Ubi Kayu dapat tumbuh optimal pada ketinggian antara 10 – 700 m dpl. Tanah yang sesuai adalah tanah yang berstruktur remah, gembur, tidak terlalu liat dan tidak terlalu poros, serta kaya bahan organic. Jenis tanah yang sesuai adalah jenis alluvial, latosol, podsolik merah kuning,mediteran, grumosol dan andosol dengan kemasaman (pH) tanah antar 4,5 – 8, tapi pH tanah idealnya 5,8.
            Curah hujan yang diperlukan antara 1.500 – 2.500 mm/tahun, kelembapan udara optimal untuk tanamn antara 60 – 65 %, suhu udara minimal sekitar 100 C. Kebutuhan sinar matahari sekitar 10 jam/hari, terutama untuk kesuburan daun dan perkembangan umbinya.

PENYIAPAN BIBIT DAN LAHAN
A.    Penyiapan Bibit
Ubi kayu diperbanyak dengan stek batang yang diperoleh dari hasil panenan tanaman sebelumnya. Setek diambil dari bagian tengah batang agar matanya tidak terlalu tua, tetapi juga tidak terlalu muda. Pembibitan secara tradisional, satu batang ubi kayu hanya bias diperoleh 10 – 20 setek, sehingga luas areal pembibitan harus tersedia minimal 20 % dari luas areal yang akan ditanam. Perbanyakan secara cepat (rapid multiplication) menggunakan setek pendek dengan 2-3 mata tunas.
B.    Penyiapan Lahan
Pada daerh dengan kondisi curah hujan yang banyak, ubi kayu ditanam diatas guludann. Bertanamn diatas guludan juga memudahkan panen. Namun jika curah hujan tidak terlalu tinggi pengolahan tanah cukup dengan cara diratakan. Pengguludan dapat dilakukan pada saat tanaman umur 2 – 3 bulan. Pengolahan tanah sempurna diikuti dengan pembuatan guludan yang dibuat searah kontur sebagai pengendalian erosi bias memberi hasil sebesar 25,4 ton, disbanding tanpa olah tanah (TOT) yang hanya bias memberi hasil 15 ton.

PENANAMAN
  1. Waktu dan Cara Penanaman
Penanaman dilakukan pada awal musim kemarau sehingga dapat dipanen pada awal musim hujan. Benih tanaman berupa stek batang berukuran 15 – 20 cm dengan diameter 3 – 4 cm. Penanaman dilakukan dengan cara pangkal setek dipotong rata atau runcing. Ujung setek bagian bawah dipotong miring 450 dengan maksud untuk memperluas daerah perakaran dan sebagai tanda bagian yang ditanam. Kemudian stek ditanam dengan kedalaman 15 cm, baik pada musim kemarau maupun pada musim hujan.
  1. Populasi Tanaman dan Jark Tanam
Pada tanah subur digunakan populasi 10.000 batang/ha dan pada tanah-tanah yang kurang subur dipergunakan populasi 15.000 batang/ha. Jarak tanam dengan system monokultur di tanah subur dilakukan dengan jarak tanam 125 x 80 cm, ditanah yang kurang subur digunakan jarak tanam 100 x 66 cm atau 100 x 64 cm. Sedangkan pada system tumpangsari di tanah subur digunakan jarak tanam 200 x 50 cm atau 250 x 50 cm.


PENYULAMAN DAN PENGATURAN TUNAS
Penyuilaman dilakukan pada saat ubi kayu berumur 1-3 mgg. Bibit untuk penyulaman sebaiknya dipersiapkan dengan cara menanam bibit untuk penyulaman dipinggir kebun, maksudnya untuk tetap seragam. Agar tanaman tanaman tiudak terlalu rimbun dan pertumbuhan umbi optimal sebaiknya dilakukan pengurangan tunas. Pengurangan tunas dilakukan dengan meninggalkan dua tunas yang sehat yang dilakukan pada umur 1-1,5 bul;an.

PENYIANGAN
Penyiangan pada umur 2-3 bulan pertama dan menjelang panen. Maksud penyiangan menjelang panen adalah untuk memudahkan panen dan mencegah kehilangan hasil panen dan mengurangi populasi gulma pada musim tanam berikutnya. Penyiangan pada 2-3 bulan pertama  dilakukan secara manual, selain untuk memperbaiki struktur tanah juga cara ini murah dan tidak mencemari lingkungan. Sedangkan penyiangan menjelang panen (bila dilakukan) sebagian petani menggunakan herbisida.

PEMUPUKAN
Budidaya ubi kayu menggunakan teknologi tinggi untuk menghasilkan produksi 30-40 ton memerlukan penambahan hara berupa pupuk. Dosis pupuk yang diperlukan adalah pupuk organic 5-10 ton/ha, Urea 150-200 kg/ha, SP-36 100 kg/ha dan KCl 100-150 kg/ha. Pemberian pupuk dasar pada saat pembuatan guludan dengan menggunakan pupuk organic + 1/3 dosis urea + 1/3 dosis KCl dan sisanya diberikan pada saat tanaman berumur 3-4 bulan sesudah tanam.

D.   PENGENDALIAN HAMA/PENYAKIT
Hama dan penyakit penting pada tanamn ubu\i kayu antara lain adalah :
1.    Hama Tungau Merah
Kerusakan :
Serangan diawali dengan daun yang berbintik-bintik kuning yang kemudian meluas menjasdi bercak yang lebih besar berwarna kuning lalu kemerah-merahan. Bila seranga berat daun menjadi layu dan rontok.
Pengendalian :
  1. Melakukan penanaman pada awal musim hujan sehingga tanaman tidak mengalami stress air
  2. Menggunakan varietas yang tahan
  3. Bila serangan menghawatirkan dilakukan pengendalian dengan menggunakan aktisida seperti acarin, gelecron, gusathion dll.
2.    Penyakit Bakteri Layu dan Hawar Daun
Kerusakan :
Tanaman yang terserang bias menimbulakn kerugian 50-9- %, tetapi untuk varietas tahan keugian hanya 8 %.
Pengendalain :
Dilakuak dengan mebggunakan varietas tahan seperti Adira-4, Malang-6, UJ-3 dan UJ-5.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar